INDIKASI :
Aminoglikosida merupakan produk streptomises atau fungu lainnya. Termasuk dalam golongan ini adalah : streptomisin, gentamisin, kanamisin, amikasin, dibekasin, tobramisin, netilmisin, neomisin, paromomisin, framisetin. Aktivitas antibakteri terutama tertuju pada basil Gram-negatif yang aerob. Aktivitas terhadap mikro-organisme anaerob rendah sekali, karena untuk transport aminoglikosid membutuhkan oksigen.
KONTRA
INDIKASI
N/A
Aktivitas terhadap kuman Gram-positif sangat
terbatas.
Aktivitas aminoglikosid dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama perubahan pH, keadaan aerob-anaerob atau keadaan hiperkapnik. Aktivitas aminoglikosid lebih tinggi pada suasana alkali daripada suasana asam.
Bakteri dapat resisten terhadap aminoglikosid karena kegagalan penetrasi kedalam kuman, rendahnya afinitas obat pada ribosom atau inaktivasi obat oleh enzim kuman.
Aktivitas aminoglikosid dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama perubahan pH, keadaan aerob-anaerob atau keadaan hiperkapnik. Aktivitas aminoglikosid lebih tinggi pada suasana alkali daripada suasana asam.
Bakteri dapat resisten terhadap aminoglikosid karena kegagalan penetrasi kedalam kuman, rendahnya afinitas obat pada ribosom atau inaktivasi obat oleh enzim kuman.
Aminoglikosid sebagai polikation bersifat sangat
polar,sehingga sangat sukar diabsorpsi melalui saluran cerna. Pemberian per
oral hanya dimaksudkan untuk mendapatkan efek lokal dalam saluran cerna saja,
misalnya pada persiapan prabedah usus. Untuk mendapatkan kadar sistemik yang
efektif, aminoglikosid perlu diberikan secara parenteral.
Aminoglikosid dalam bentuk garam sulfat yang diberikan secara intramuskuler
baik sekali absorpsinya.Kadar puncak dalam darah dicapai dalam waktu rata-rata
1/2 - 2 jam.
Ekskresi aminoglikosida berlangsung melalui
ginjal. Sebagian besar ekskresi terjadi dalam 12 jam setelah obat diberikan.
Gangguan fungsi ginjal akan menghambat ekskresi aminoglikosid, menyebabkan
terjadinya kumulasi dan kadar dalam darah lebih cepat mencapai kadar
toksik.Keadaan ini tidak saja menimbulkan masalah pada penyakit ginjal, tetapi
perlu diperhatikan pula pada bayi, terutama yang baru lahir atau bayi prematur,
pasien lansia dan pada berbagai keadaan yang disertai dengan kurang sempurnanya
fungsi ginjal.Karena kekerapan terjadinya nefrotoksisitas dan ototoksisitas berhubungan
dengan kadar dan kumulasi aminoglikosid, maka perlu penyesuaian dosis pada
pasien gangguan ginjal.
Neomisin, paromomisin, dan framisetin tidak
digunakan secara parenteral, karena sifatnya yang terlalu toksik dibandingkan
dengan aminoglikosid lainnya. Pada orang yang fungsi ginjalnya baik, neomisin
walaupun diberikan 10g oral selama 3 hari tidak mencapai kadar toksik dalam
darah. Absorbsi lebih tinggi bila ada lesi dalam saluran cerna.Adanya
insufisiensi faal ginjal dan hati, cepat meningkatkan kadar neomisin dalam
darah, sehingga mungkin timbul efek toksik. Dosis oral 4-8gr/ hari sudah
dapat menghasilkan kadar dalam plasma seperti pemberian parenteral. Kalau
dibutuhkan neomisin oral pada insufisiensi ginjal, dosis harus sangat
dikurangi. Dalam hal ini lebih baik diganti dengan aminoglikosid lainnya
misalnya kanamisin, yang memiliki aktivitas sama tetapi kurang toksik
dibandingkan neomisin. Penggunaan neomisin oral pada anak kecil harus dibatasi
masa pemberiannnya, terlebih pada penyakit dengan lesi intestinal. Dosis
100mg/kgBB/hari jangan diberikan lebih dari 3 minggu. Neomisin yang tidak diabsorpsi di usus, akan keluar dalam bentuk utuh bersama tinja. Framisetin hanya digunakan topikal pada kulit.
100mg/kgBB/hari jangan diberikan lebih dari 3 minggu. Neomisin yang tidak diabsorpsi di usus, akan keluar dalam bentuk utuh bersama tinja. Framisetin hanya digunakan topikal pada kulit.
EFEK SAMPING :
Efek samping oleh aminoglikosid dalam garis
besarnya dapat dibagi 3 kelompok:
Reaksi alergi, reaksi iritasi dan toksik, perubahan biologik.
Reaksi alergi, reaksi iritasi dan toksik, perubahan biologik.
- Reaksi alergi : Secara umum potensi aminoglikosid untuk menyebabkan alergi rendah, Ruam, eosinofilia, demam, diskrasia darah, angio-edema, dermatitis eksfoliatif, stomatitis dan syok anafilaksis pernah dilaporkan.
- Reaksi iritasi dan toksik : Reaksi iritasi berupa rasa nyeri , terjadi
ditempat suntikan diikuti dengan radang steril, dan dapat pula disertai
peningkatan suhu badan.Reaksi ini sangat terkenal pada suntikan streptomisin melalui
intra muskular
Reaksi toksik terpenting oleh aminoglikosid ialah pada susunan saraf, berupa gangguan pendengaran dan keseimbangan; dan pada ginjal. Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan memperpanjang interval pemberian, atau mengurangi dosis atau keduanya. - Perubahan biologik : Efek samping ini bermanifestasi dalam 2 bentuk, yaitu gangguan pada mikroflora tubuh dan gangguan absorpsi di usus. Perubahan pola mikroflora tubuh memungkinkan terjadinya superinfeksi oleh kuman Gram-positif, Gram-negatif maupun jamur. Gangguan absorpsi dapat terjadi bila pemberian neomisin per oral 3gr atau lebih dalam sehari. Paromomisin oral juga menimbulkan gangguan absorpsi.
Penisilin anti pseudomonas, yaitu:
karbenisillin, tikarsillin, mezlosilliq azlosillin, piperazillin, yang umum
diberikan dalam dosis besar ternyata menginaktivasi aminoglikosid, khususnya
gentamisin dan tobramisin.
Belum ada bukti bahwa furosemid dan asam
etakrinat meningkatkan ototoksisitas aminoglikosid. Sebelum ada kepastian bahwa
tidak ada interaksi, penggunaan gabungan kedua obat yang ototoksik tersebut
memerlukan pengamatan cermat terhadap tanda dan gejala nefrotoksisitas dan
ototoksisitas. Juga jangan lupa mengontrol keadaan hidrasi pasien pada
pemberian kombinasi obat tersebut karena keadaan dehidrasi meningkatkan kadar
obat dan toksisitasnya.
Peningkatan nefrotoksisitas juga dilaporkan
terjadi bila aminoglikosid diberikan bersama metoksifluran, sefaloridin,
amfoterisin B, siklosporin atau indometasin
intravena yang diberikan untuk menutup duktus arteriosi.rs paten pada neonatus.
Blokade neuromuskuler oleh pelumpuh otot (suksinilkolin,tubokurarin) dapat diperberat oleh aminoglikosid sehingga terjadi paralisis pernafasan.
intravena yang diberikan untuk menutup duktus arteriosi.rs paten pada neonatus.
Blokade neuromuskuler oleh pelumpuh otot (suksinilkolin,tubokurarin) dapat diperberat oleh aminoglikosid sehingga terjadi paralisis pernafasan.
Absorpsi digoksin agaknya dipengaruhi oleh
neomisin yang diberikan oral sehingga kadar digoksin perlu dipantau bila kedua
obat ini diberikan bersamaan.
Sediaan :
STREPTOMISIN
Tersedia dalam bentuk suntikan berbentuk bubuk
kering dalam vial yang mengandung 1 atau 5gr zat lindi.
Suntikan i.m. merupakan cara yang paling sering dikerjakan. Dosis total sehari berkisN l-2gr (15-25mg/kgBB). Untuk infeksi berat dosis harian dapat mencapai 2-4 gr, dibagi dalam 2-4 kali pemberian.
Dosis untuk anak : 20-30mg/kgBB/hari, dibagi 2 penyuntikan.
Suntikan i.m. merupakan cara yang paling sering dikerjakan. Dosis total sehari berkisN l-2gr (15-25mg/kgBB). Untuk infeksi berat dosis harian dapat mencapai 2-4 gr, dibagi dalam 2-4 kali pemberian.
Dosis untuk anak : 20-30mg/kgBB/hari, dibagi 2 penyuntikan.
di lansir dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar