Amiloride merupakan diuretik hemat kalium yang mempunyai efek lemah terhadap natriuretik, diuretik, dan anti hipertensi. Jika diberikan bersama-sama dengan thiazid dan diuretik kuat. Amiloride terbukti menurunkan ekskresi magnesium yang terjadi pada pemberian thiazid atau diuretik kuat. Amiloride bukan merupakan antagonis aldosteron dan efeknya masih tetap timbul tanpa adanya aldosteron.
Efek amiloride umumnya mulai tampak pada 2 jam setelah pemberian dosis oral. Efeknya terhadap ekskresi elektrolit mencapai puncaknya antara 6-10 jam dan menetap sampai kira-kira 24 jam. Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 3-4 jam dan waktu paruh plasma bervariasi antara 6-9 jam. Efek terhadap elektrolit meningkat sampai kira-kira 15 mg.
Amiloride tidak dimetabolisme oleh hati, tetapi di ekskresi dalam bentuk yang tidak diubah oleh ginjal. Kira-kira 50% amiloride dengan dosis 20 mg di ekskresi ke dalam urin dan 40% di ekskresi ke dalam feses dalam waktu 72 jam. Amiloride hanya mempunyai efek yang kecil terhadap kecepatan filtrasi glomerulus atau aliran darah ginjal, karena amiloride tidak dimetabolisme oleh hati, maka akumulasi obat tidak terjadi pada pasien dengan disfungsi hati, tetapi akumulasi dapat terjadi jika terjadi sindroma hepatorenal.
INDIKASI DAN CARA PENGGUNAAN :
Amiloride di indikasikan untuk pengobatan tambahan dengan diuretik thiazid atau diuretik kuat lain pada gagal jantung kongestif atau hipertensi, untuk :
- Memperbaiki kadar kalium serum ke arah nornal pada pasien yang menderita hipokalemia akibat pemberian diuretik kuat.
- Mencegah timbulnya hipokalemia pada pasien yang mempunyai resiko ke arah timbulnya keadaaan hipokalemia, seperti pada pasien yang sedang mendapat obat digitalis atau pasien dengan aritmia jantung yang bermakna.
KONTRA INDIKASI :
Hiperkalemia
Amiloride tidak boleh diberikan jika kadar kalium serum meningkat ( > 5,5 mEq/L ).
Terapi anti-kaliuretik atau tambahan kalium
Amiloride tidak boleh diberikan pada pasien yang mendapat spironolactone, triamterene, garam pengganti yang mengandung kalium dan diet yang kaya akan kalium, karena dapat meningkatkan kadar kalium serum secara cepat.
Gangguan
fungsi ginjal
Amiloride jangan diberikan pada keadaan anuria,
insufisiensi ginjal akut atau kronis dan nefropati diabetika, karena dapat
menyebabkan hiperkalemia secara cepat.
Hipersensitivitas
Amiloride dikontra indikasikan pada pasien yang
hipersensitif terhadap obat ini.
PERINGATAN :
Hiperkalemia
tanda dan gejala hiperkalemia dapat berupa
parestesi, kelemahan otot, letih, paralisis flasid pada anggota gerak,
bradikardia, syok dan kelainan EKG.
Diabetes
Mellitus
Hiperkalemia dilaporkan terjadi dengan penggunaan
diuretik hemat kalium pada pasien diabetes. Amiloride
harus dihentikan paling
tidak 3 hari sebelum dilakukan tes toleransi glukosa.
Asidosis metabolik atau
respiratorik
Pergeseran keseimbangan asam basa mempengaruhi
rasio kalium ekstraseluler/intraseluler dan timbulnya asidosis dapat disebabkan
oleh peningkatan kadar kalium serum secara cepat.
PERHATIAN :
Hiponatremia dan hipokloremia dapat timbul jika
amiloride digunakan bersama-sama diuretik lain dan peningkatan kadar BUN telah
dilaporkan terjadi.
INTERAKSI OBAT :
Jika amiloride diberikan bersama-sama dengan
penghambat enzim konversi angiotensin, resiko timbulnya hiperkalemia akan
meningkat.
Diuretik dapat menurunkan bersihan litium ginjal,
sehingga meningkatkan resiko keracunan litium.
Pada pasien-pasien tertentu, pemberian obat AINS
dapat menurunkan efek diuretik, natriuretik dan antihipertensif oleh diuretik
kuat, diuretik hemat kalium dan thiazid.
Belum ada penelitian yang mecukupi atau terkontrol
dengan baik pada wanita hamil. Penelitian pada tikus menunjukan bahwa,
amiloride di ekskresi dalam air susu tikus dengan kadar yang lebih tinggi ketimbang
kadarnya dalam darah, tetapi apakah amiloride di ekskresi dalam air susu ibu,
tidaklah diketahui.
EFEK SAMPING :
Amiloride biasanya dapat ditoleransi dengan baik
kecuali untuk efek samping hiperkalemianya dan efek samping yang bermakna
jarang sekali dilaporkan. Efek samping minor yang dilaporkan relatif cukup
sering terjadi (sekitar 20%), yaitu berupa mual, anoreksia, nyeri perut,
fluktulensi dan ruam kulit ringan.
DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN :
Amiloride harus diberikan bersama-sama makanan. Amiloride
1 tablet 5 mg sehari, harus ditambahkan pada obat antihipertensi yang sudah digunakan
atau diuretik yang mempunyai efek kaliuretik. Jika perlu, dosis dapat
ditingkatkan sampai 10 mg/hari.
Untuk pengobatan pasien dengan gagal jantung
kongestif setelah diuresis dapat dicapai, kekurangan kalsium juga akan
berkurang dan kebutuhan akan amiloride perlu dievaluasi kembali dan jika perlu
dilakukan penyesuaian dosis.
Jika amiloride diberikan secara tunggal, dosis
awalnya adalah 1 tablet 5 mg/hari. Jika perlu, dosis ini dapat ditingkatkan
menjadi 10 mg/hari. Umumnya tidak diperlukan lebih dari 2 tablet 5 mg. Jika hipokalemia
masih tetap timbul dengan dosis 10 mg, dosis dapat ditingkatkan menjadi 15 atau
20 mg, yang harus disertai dengan pemantauan ketat terhadap elektrolit.
NAMA OBAT DAN PRODUSEN AMILORIDE :
- LORINID / LORINID MITE ( Alpharma )
di lansir dari buku " Data Obat Indonesia ( DOI )", edisi 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar